Hari ini hari Minggu pagiiiiii, cuacanya hari ini mudah-mudahan ga panas bangeeeet dan ga menduuuunnng banget..hahahaha. I hope it like that xD . hari ini gue pengen mencoba buat istirahat dari rutinitas hari-hari gue. Yang biasanya kalo pagi gue kerja terus kalo sore sampe malem gue kuliah. Hadooohhh, lagi padet-padetnya. SELAMAAAATTTT PAGIIIIIII ^^ LET'S JOIN THIS WEEKEND ^^
Blog Baru Dhea Anggraeni (Choi Hyo Mun)
Sabtu, 22 Juni 2013
Jumat, 21 Juni 2013
Cyber Crime
Contoh Kasus Cyber Crime
Kasus 1
Aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membekuk warga
negara Nigeria berinisial ECA (34) dan istrinya SC (WNI). Mereka diduga menipu
WNI hingga Rp 2 miliar lebih. Tersangka diduga melakukan penipuan dengan modus
mengirimkan paketan uang berupa dollar Amerika sehingga korban diminta untuk
membayar biaya administrasi. Korban awalnya membuka situs netlog.com sekitar
akhir November 2010 lalu. Di situs tersebut, tiba-tiba masuk pesan dari
seseorang berinisial RR ke kotak masuk netlog.com. Kemudian korban ditawari
untuk menerima paketan uang hasil pencucian uang dollar senilai Rp 16,8 miliar.
Namun, korban diharuskan untuk membayar sebesar Rp 2,5 miliar dengan
alasan untuk melepaskan blokiran
dari Malaysia dan membayar Kedubes Malaysia. Singkat cerita,korban yang mempercayai RR itu kemudian memberikan identitas
dan alamat lengkapnya.
Tiga hari kemudian, RR kemudian berkirim surat elektronik lagi kepada
korban. Isinya mengungkapkan bahwa RR mengirim paket ke alamat korban Namun,
setelah korban kembali membuka paket uang tersebut di rumahnya, di bawah
tumpukan uang asli itu hanya potongan kertas yang dibentuk menyerupai dollar.
Merasa dirinya tertipu, korban lalu melapor ke polisi. Atas laporan itu, polisi
menangkap dua tersangka. Dari tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 1
tas berisi 18 ikat potongan kertas menyerupai uang, 2 paspor hijau atas nama
ECA, enam tabungan atas nama ECA, RR dan SI serta AR, sejumlah uang dan
lain-lain.
Kasus 2
Jangan lengah ketika anda melakukan pembayaran dengan kartu kredit. Seorang
kasir gerai kopi Starbucks di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, membobol
ratusan data kartu kredit. Akibatnya, dua bank swasta di Indonesia merugi
ratusan juta rupiah. Tersangka berinisial DDB (26). Pemuda ini kini diamankan
unit Cyber Crime Direskrimsus Polda Metro Jaya. Tersangka ditangkap pada awal
Juli 2010 di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Kasus ini terungkap berawal
dari laporan nasabah kartu kredit yang merasa tidak melakukan sejumlah
transaksi dengan kartu kreditnya. Nasabah itu menduga kartu kreditnya telah
dibobol orang. Polisi kemudian melakukan penyelidikan. Tersangka diketahui
kerap berpindah-pindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya
sebagai kasir.
Dengan profesinya, dia manfaatkan untuk kejahatan pencurian data kartu
kredit. Salah satunya, ketika dia bekerja di gerai kopi terkenal Starbucks
dengan mengumpulkan struck pembayaran..Dari tersangka, polisi menyita barang
bukti berupa 32 struk pembayaran di kasir Starbucks di Jalan MT Haryono, 15
kardus pengiriman iPod Nano dari Apple Store, 1 kardus iPod Pad, 18 invoice
pengiriman barang serta satu set komputer dan handphone. Tersangka kini ditahan
di Mapolda Metro Jaya.
Tersangka dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian dan atau 378 KUHP
tentang penipuan jo UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektornik
(ITE) dengan ancaman pidana di atas 4 tahun penjara.
Kasus 3
Belasan nasabah Bank Central Asia (BCA) di Bali selama dua hari ini mengaku
saldonya berkurang secara misterius tanpa transaksi. Laporan yang terbanyak
berada di wilayah Kuta. Polisi pun langsung menurunkan tim cyber crime guna
mengusut kasus di dunia maya yang diduga dilakukan para hacker. Informasi yang
dihimpun di lapangan, peristiwa ini di terjadi sejak 16-19 Januari. Hari ini
sudah masuk laporan sebanyak 13 nasabah, 12 di antaranya berada di Kuta. Satu
nasabah bernama Wayan Suparta (46) asal Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas, Ubud,
Gianyar.
Suparta mengaku kehilangan saldonya di ATM Bank Permata Jalan Hanoman,
Padang Tegal, Ubud, Gianyar sebesar Rp11,5 juta ketika akan melakukan
transaksi.
Sementara 12 laporan yang lain, dua di antaranya adalah warga Amerika Serikat yaitu Robert Allan Nicksic (53) yang tinggal di Perumahan Seminyak Asri No 41, Kuta, dan Richard Lewis Garrison (62) yang seorang pensiunan. Sama seperti yang dialami Suparta, keduanya baru menyadari saldonya berkurang saat mengecek saldonya di ATM BCA di Jalan Dewi Sri, Kuta.
Ketika dilakukan pengecekan transaksi, Robert mendapati ada pengiriman uang yang tak diketahui sebanyak dua kali yaitu Rp 20 juta dan Rp 5 juta pada 16 Januari 2010 sekitar pukul 15.00 Wita, dan transaksi keduanya hanya berselang semenit kemudian.
Sementara Richard yang tinggal di Uma Alas Kauh No 60, Kerobokan Kelod, Kuta Utara ini mengecek saldonya di ATM BCA Jalan Laksmana, Kuta ini kehilangan uang sebesar Rp18,5 juta. Setelah dilakukan pengecekan, ada lima kali transaksi pada 16 Januari 2010 ke rekening berbeda ke rekening yang berbeda. Ada pengiriman uang ke rekening 0401541470 atas nama Gusti Putra Suardika, kemudian nomor rekening 5390183218 atas nama Yan Palayuan Rp5 juta, rekening nomor 8820250941 atas nama Teguh Budi Santosa Rp5 juta. Kemudian ada penarikan sebesar Rp 1,5 juta yang tak terdeteksi nomor rekeningnya.
Sementara 12 laporan yang lain, dua di antaranya adalah warga Amerika Serikat yaitu Robert Allan Nicksic (53) yang tinggal di Perumahan Seminyak Asri No 41, Kuta, dan Richard Lewis Garrison (62) yang seorang pensiunan. Sama seperti yang dialami Suparta, keduanya baru menyadari saldonya berkurang saat mengecek saldonya di ATM BCA di Jalan Dewi Sri, Kuta.
Ketika dilakukan pengecekan transaksi, Robert mendapati ada pengiriman uang yang tak diketahui sebanyak dua kali yaitu Rp 20 juta dan Rp 5 juta pada 16 Januari 2010 sekitar pukul 15.00 Wita, dan transaksi keduanya hanya berselang semenit kemudian.
Sementara Richard yang tinggal di Uma Alas Kauh No 60, Kerobokan Kelod, Kuta Utara ini mengecek saldonya di ATM BCA Jalan Laksmana, Kuta ini kehilangan uang sebesar Rp18,5 juta. Setelah dilakukan pengecekan, ada lima kali transaksi pada 16 Januari 2010 ke rekening berbeda ke rekening yang berbeda. Ada pengiriman uang ke rekening 0401541470 atas nama Gusti Putra Suardika, kemudian nomor rekening 5390183218 atas nama Yan Palayuan Rp5 juta, rekening nomor 8820250941 atas nama Teguh Budi Santosa Rp5 juta. Kemudian ada penarikan sebesar Rp 1,5 juta yang tak terdeteksi nomor rekeningnya.
Langganan:
Postingan (Atom)